Tanggal Rilis | : | 3 Februari 2020 |
Ukuran File | : | 0.49 MB |
Abstraksi
Januari 2020, Kota Bandar Lampung mengalami inflasi sebesar 0,86 persen karena adanya peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,35 pada Desember 2019 menjadi 105,25 pada Januari 2020. Dari sebelas kelompok pengeluaran di Kota Bandar Lampung, lima kelompok, mengalami inflasi (peningkatan indeks), yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,97 persen; kelompok kesehatan 0,54 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,36 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,14 persen; dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 0,08 persen. Sebaliknya, kelompok pakaian dan alas kaki mengalami deflasi 0,14 persen; dan kelompok transportasi 0,12 persen. Sementara, kelompok perumahan, ir, listrik, gas dan bahan bakar lainnya; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan; kelompok pendidikan; dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran; tidak mengalami perubahan indeks.
Komoditi yang dominan memberikan andil dalam pembentukan inflasi bulan Januari 2020 diantaranya: cabai merah sebesar 0,32 persen; rokok kretek filter 0,12 persen; cabai rawit 0,11 persen; minyak goreng 0,11 persen; bawang merah 0,06 persen; rokok putih 0,05 persen; beras 0,03 persen; bawang putih 0,03 persen; mobil 0,02 persen; dan rokok kretek 0,02 persen.
Bulan Januari 2020, inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-9 dari 90 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 90 kota, 79 kota mengalami inflasi dan 11 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Meulaboh sebesar 1,44 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Gorontalo sebesar 0,03 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Bau-Bau sebesar 1,39 persen, dan deflasi terendah terjadi di Kudus sebesar 0,01 persen.